SMP Dwijendra tempoe doeloe bersama Guru Reta

Memang seperlunya kita melihat masa-masa yang sudah kita lewati.

Foto bersama guru-guru tahun 2007

Salam Sukses. Inilah guru-guru SMP Dwijendra tahun pelajaran 2007/2008.

Foto bersama setelah HUT PGRI

Setelah upacara bendera, guru-guru menyempatkan berfoto bersama.

Proses Ujian Praktek

Kegiatan ujian praktek sebagai materi terakhir menilai kemampuan siswa sebelum menyelesaikan pendidikan di SMP Dwijendra.

Kegiatan Ujian Praktek Tulis

Kegiatan ujian praktek sebagai materi terakhir menilai kemampuan siswa sebelum menyelesaikan pendidikan di SMP Dwijendra.

Minggu, 24 Februari 2013

Bapak Catra Yasa :Dalam pengelolaan sekolah yang utama adalah "How to teach?"

Dalam pertemuan dengan orang tua/ wali siswa kelas IX SMP dan XII SMA hadir pula seorang lulusan IKIP yang menempuh karier di dunia industri Batam. Beliau adalah Bapak Wayan Catra Yasa, seorang putra desa berhawa dingin, Luwus, Tabanan. Beliau bekerja di Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), juga mendirikan bimbingan belajar di Yogyakarta dan di Batam.
Dalam pengarahan spontannya diberi judul : Sepotong Pengalaman. Memberikan apresiasi pertanyaan dari orang tua siswa yang menanyakan dimana posisi anaknya. Menurut pak Catra, orang tua tersebut tidak boleh sepenuhnya menyerahkan nasib anaknya disekolah. Bagaimanapun waktu terbanyak anak tetap di keluarga, sehingga jika anaknya gagal tidak boleh menuntut ke sekolah.
Walau demikian, sekolah juga tidak boleh melepaskan tanggung jawab begitu saja. Dalam pendidikan kita harus mengetahui karakter anak menurut usianyan. Contohnya anak pada usia 1 hari sampai 6 tahun, anak itu adalah dewa/Tuhan. Kita harus menghamba pada anak pada usia tersebut. Anak usia 7 tahun sampai 14 tahun adalah budak kita. Bagaimana kita bisa memperlakukan budak yang "able, unable, welling dan unwelling". Terus anak umur 15 sampai 25 tahun adalah teman kita.
Kita harus mengerti itu sebelum bisa menyentuh dengan aspek-aspek pendidikan. Kapan dia bisa disentuh aspek kognitisnya, kapan aspek apektifnya dan kapan aspek psikomotornya.
Technorati Tags: , , , , ,

Sosialisasi UN 2013

Sebanyak 393 orang tua/wali siswa kelas IX SMP dan 420 orang tua/wali kelas XII SMA Dwijendra Denpasar menghadiri sosilaisasi UN tahun 2013. Bertempat di Aula Lantai 3 Yayasan Dwijendra yang belum rampung sosilaisai ini langsung ditangani oleh Ketua Yayasan Dwijendra Denpasar, Drs. Ida Bagus Gede Wiyana.
Tujuan kegiatan ini adalah mensosialisasikan UN 2013 kepada Orang Tua/Wali siswa supaya jika nantinya ada siswa yang gagal dalam UN tidak semata menjadi kesalahan sekolah tetapi merupakan tanggung jawab bersama orang tua. Dengan diadakannya kegiatan ini, pihak sekolah meminta dukungan orang tua supaya mengawasi anaknya dalam dua bulan kedepan sampai pelaksanaan UN bulan April 2013.
"Sebagai orang tua  harus mengetahui kemana saja anaknya pergi, sudahkah mereka belajar?" minta ketua yayasan ini. Karena waktu anaknya di sekolah hanya lima jam selebihnya berada di rumah. "Mari bersama-sama mengawasi putra-putri kita ini supaya mereka sukses dimasa depan dengan kesuksesan yang pertama Lulus UN tahun ini", pinta beliau sembari memberitahukan orang tua bisa mengawasi anak pada sore hari melalui acara Bedah UN lewat Radio Komunitas Pendidikan Dwijendra 107,7 FM dari rumah.
Technorati Tags: , , , , ,

Selasa, 19 Februari 2013

UJIAN PEMANTAPAN PROVINSI BALI 2013

Mulai Senin, 18 Pebruari 2013, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bali melaksanakan ujian pemantapan ujian nasional bagi siswa SMP kelas IX seluruh Bali. Setelah seminggu sebelumnya juga melakukan hal sama untuk siswa SMA kelas XII, bertujuan untuk mengukur kesiapan peserta menghadapi Ujian Nasional (UN). Kegiatan ini dilaksanakan selama empat hari dan berakhir, Kamis 21 Pebruari 2013.

Setiap sekolah sudah menyiapkan siswanya menghadapi pemantapan ini, termasuk SMP Dwijendra, sekolah kita ini. Mudah-mudahan hasil ini bisa menjadi dasar mengetahui seberapa siswa kelas IX sudah menguasai bagian-bagian pelajaran UN.

Pada pelaksanaan hari pertama dan kedua, tercatat satu peserta tidak hadir atas nama I Wayan Tomy Saputra karena sakit. Ini pelajaran bagi siswa yang lain supaya selain rajin belajar juga selalu menjaga kesehatan dengan baik.Technorati Tags: , , , , , , ,

Minggu, 17 Februari 2013

Gede Prama: Mencari Belahan Jiwa

a2ff228283da795a3eba059c1c0c1780_belahSeorang sahabat di dunia spiritual, malam maha Shivaratri lalu bercerita kalau ia pergi ke kaki gunung Semeru di Jawa Timur. Salah seorang kepala dinas sebuah kabupaten di Bali, bangga sekali bercerita pernah menghabiskan waktu bermalam-malam di pinggir sungai Gangga India. Inti semua cerita ini sederhana, manusia merasakan ada yang kurang di dalam dirinya, kemudian mencari. Dan semua yang mencari ini, merasa menemukan sebentar, kemudian hilang, mencari dan hilang lagi.

Tidak pernah terbelah

Itu sebabnya, Plato ribuan tahun lalu menemukan istilah soul mate (belahan jiwa). Sederhananya, ketidaktahuan (avidya) membuat manusia merasa jiwanya terbelah, kemudian seluruh hidupnya diisi dengan mencari belahan jiwanya. Anak-anak mimpi basah, remaja mencari pacar, orang dewasa menikah, bahkan yang rindu Tuhan dan pencerahan pun bercerita hal yang sama. Dengan tetap menaruh hormat mendalam pada pemikir besar Plato, runtuhnya lembaga keluarga di Barat khususnya - di Amerika Serikat angka perceraian tinggi sekali, sejumlah remaja yang gagal dipayungi keluarga bahkan melakukan penembakan menakutkan - bercerita tentang lemahnya teori jiwa yang terbelah. Sekaligus lemahnya teori bahwa belahan jiwa ada di luar. Itu di dunia keluarga, di dunia spiritual serupa. Di tempat di mana dulunya lahir nabi dan buku suci (India, Pakistan, Israel, Palestina) semua panas oleh senjata. Di India khususnya, banyak sahabat di sana bercerita, bisnis paling menguntungkan di India adalah bisnis agama.

Berbeda dengan pemikiran main stream, meditasi - khususnya di tingkat kesempurnaan - mulai dengan keyakinan semua sempurna apa adanya. Meminjam orang zen: “everything is the best“. Apa saja yang terjadi, itulah yang terbaik. Tapi awan ketidaktahuan (clouds of unknowing) menutupi cahaya kesempurnaan kemudian membuat sebagian orang menemukan ketidaksempurnaan di mana-mana.

Keadaannya mirip dengan seorang anak balita yang menoleh ke langit siang hari yang ditutupi awan, kemudian bertanya ke kakeknya: “grandpa apa di balik awan ada cahaya?”. Tentu saja kakeknya mengangguk, tatkala ditanya balik bagaimana membuktikannya, dengan bijaksana kakeknya menjawab: “percaya dulu kata kakek, nanti akan terlihat cahayanya”. Itu sebabnya, murid yang telah menemukan Guru dengan hubungan karma yang kuat (contohnya Milarepa menemukan Marpa), disarankan untuk memulainya dengan keyakinan mendalam kepada Guru. Pada waktunya murid bisa melihat cahayanya secara langsung, kemudian menyadari ternyata jiwa tidak pernah terbelah.

Ke-u-Tuhan

Di jalan meditasi mendalam, energi di balik laparnya manusia mencari karena belum mengalami langsung pandangan terang Vipashana. Tanpa pandangan terang, yang ada hanya kegelapan. Kegelapan inilah yang melahirkan the thirst of wholeness (dahaga akan keutuhan). Tanpa keutuhan, di dalam sini terus menerus ada yang kurang. Itu sebabnya, salah satu arti meditasi adalah kembali ke tengah. Pendulum pikiran perasaan boleh bergerak ke kanan (senang, bahagia, gembira) atau ke kiri (sedih, derita, duka cita), tetap saja oleh meditasi dibawa ke tengah. Penderitaan terjadi karena manusia membiarkan pendulum pikirannya bergerak ekstrim. Setiap gerakan pendulum pikiran perasaan yang ekstrim - misalnya terlalu gembira - maka diikuti oleh gerakan balik yang juga ekstrim (terlalu sedih). Makanya salah satu langkah meditasi berbunyi seperti ini: “apa saja bentuk pikiran perasaan, terima, rasakan tanpa positif negatif, tatkala waktunya berlalu lepaskan secara alamiah. Namun selalu ingat kembali ke tengah”.

Dalam sejumlah sesi guided meditation, banyak sahabat dibimbing dengan lirik lagu: “let it be, let it be, let it be, let it be, whisper words of wisdom let it be“. Biarkan semuanya mengalir sempurna apa adanya, kemudian bisa mendengarkan bisikan kesempurnaan kebijaksanaan. Dalam studi psikologi ini disebut well-being. Sebuah keadaan jiwa yang sangat berkecukupan. Dalam kerangka Sigmund Freud, alam sadar dan alam tidak sadar tidak terbelah dua, ia menjadi satu keutuhan. Dalam bahasa Carl G. Jung, apa-apa yang tidak disenangi tidak lagi ditendang sehingga terlempar menjadi bayangan. Sebagai hasilnya, cahaya dan bayangan menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam bahasa spiritualitas mendalam, keutuhan - perhatikan ejaannya berupa ke-u-Tuhan - inilah yang disebut Tuhan. Di titik ini, baru terlihat cahayanya, jiwa tidak pernah terbelah, ia senantiasa utuh dan penuh.

Di banyak tempat - khususnya di Bali - rahasia-rahasia keutuhan disembunyikan di balik persembahan, atau diceritakan secara amat halus oleh alam. Perhatikan salah satu sarana persembahan ala tetua Bali bernama pejatian. Mengacu pada pejatian yang ada di Bali Utara - khususnya di desa Tajun - di dalamnya berisi sepasang ketupat dampulan (simbol pria dan wanita). Sebuah simbol sederhana, kapan saja energi feminim dan maskulin berpelukan sempurna di batin yang sama, di sana seseorang berhenti mencari dan pulang ke rumah kesejatian. Alam di Kintamani mengukir keindahan. Gunung Batur (maskulin) berpelukan dengan danau Batur (feminim). Di titik pertemuan keduanya, tetua mendirikan pura Jati (rumah sejati). Terang sekali, mirip dengan jalan meditasi mendalam, kembali ke tengah, berpelukan dengan keutuhan, di sana tidak lagi terlihat dan terasa bahwa jiwa terbelah. Keadaan berkecukupan (well-being) dan keutuhan ini kemudian membuat seorang guru zen berpesan: “there is no enlightenment, there is only enlightened activities“. Tidak ada pencerahan yang perlu dikejar, yang ada hanya kesempurnaan kasih sayang (compassion).

Sesampai di sini, kehidupan menyerupai taman. Tidak ada pengelola taman yang sengaja menanam rumput liar. Kendati tidak ditanam, rumput liar (baca: kesedihan, kemalangan, kejahatan di masyarakat) tetap tumbuh. Sudah tahu rumput liar akan tumbuh lagi bulan depan, tetap bulan ini ia dicabut tanpa keluhan tanpa kemarahan. Sebagaimana kerap dipesankan: Every enemy functions as perfect mirror of our loveless state. Rumput liar seperti musuh, tukang caci, orang yang melukai bukan tidak ada gunanya, mereka adalah cermin terjujur kalau ada kualitas cinta kasih di dalam sini yang perlu diperbaiki. Inilah kesempurnaan keutuhan. Sekaligus ini juga tanda manusia yang tidak lagi mencari belahan jiwa.

Cirinya sederhana, dalam mengelola diri maupun orang lain jenis manusia ini senantiasa penuh perawatan. Jangankan manusia biasa, bahkan mahluk tercerahkan pun dalam batinnya masih ada rumput liar. Bila manusia biasa dicengkram oleh rumput liar kemarahan misalnya, mahluk tercerahkan lebih agung dari rumput liar mana pun. Akibatnya, bunga kebaikan dan kemulyaan bisa dirawat baik-baik dengan meditasi, buku suci, Guru suci. Dan rumput liar kekurangan diri, kejahatan orang lain dicabut tanpa keluhan tanpa kemarahan. Sebagaimana bunyi sebuah doa, bila bisa dirubah rubahlah, jika tidak bisa dirubah terima sajalah. Anehnya, sebagian orang justru berubah mendalam tatkala ia diterima. Dan bila manusia utuh ini memimpin, Gurunya berpesan: Kurangi larangan, banyak keteladanan. Inilah manusia utuh, rumahnya di pura Jati (rumah sejati).

Technorati Tags: , ,

Kamis, 14 Februari 2013

Selamat Valentine Day

Menurut Hardiansyah Ardie dalam kompasiana.com, Valentine dijelaskan sebagai berikut :  Yang saya tau, sesungguhnya belum ada kesepakatan final di antara para sejarawan tentang apa yang sebenarnya terjadi yang kemudian diperingati sebagai hari Valentine. Dalam buku ‘Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Hallowen: So What?” (Rizki Ridyasmara, Pusaka Alkautsar, 2005), sejarah Valentine Day dikupas secara detil. Inilah salinannya:

Ada banyak versi tentang asal dari perayaan Hari Valentine ini. Yang paling populer memang kisah dari Santo Valentinus yang diyakini hidup pada masa Kaisar Claudius II yang kemudian menemui ajal pada tanggal 14 Februari 269 M. Namun ini pun ada beberapa versi. Yang jelas dan tidak memiliki silang pendapat adalah kalau kita menelisik lebih jauh lagi ke dalam tradisi paganisme (dewa-dewi) Romawi Kuno, sesuatu yang dipenuhi dengan legenda, mitos, dan penyembahan berhala.

Menurut pandangan tradisi Roma Kuno, pertengahan bulan Februari memang sudah dikenal sebagai periode cinta dan kesuburan. Dalam tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari disebut sebagai bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.

Di Roma kuno, 15 Februari dikenal sebagai hari raya Lupercalia, yang merujuk kepada nama salah satu dewa bernama Lupercus, sang dewa kesuburan. Dewa ini digambarkan sebagai laki-laki yang setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing.

Di zaman Roma Kuno, para pendeta tiap tanggal 15 Februari akan melakukan ritual penyembahan kepada Dewa Lupercus dengan mempersembahkan korban berupa kambing kepada sang dewa.
Setelah itu mereka minum anggur dan akan lari-lari di jalan-jalan dalam kota Roma sambil membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Para perempuan muda akan berebut untuk disentuh kulit kambing itu karena mereka percaya bahwa sentuhan kulit kambing tersebut akan bisa mendatangkan kesuburan bagi mereka. Sesuatu yang sangat dibanggakan di Roma kala itu.

Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno yang berlangsung antara tanggal 13-18 Februari, di mana pada tanggal 15 Februari mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13-14 Februari), dipersembahkan untuk dewi cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata.

Pada hari ini, para pemuda berkumpul dan mengundi nama-nama gadis di dalam sebuah kotak. Lalu setiap pemuda dipersilakan mengambil nama secara acak. Gadis yang namanya ke luar harus menjadi kekasihnya selama setahun penuh untuk bersenang-senang dan menjadi obyek hiburan sang pemuda yang memilihnya.

Keesokan harinya, 15 Februari, mereka ke kuil untuk meminta perlindungan Dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, para lelaki muda melecut gadis-gadis dengan kulit binatang. Para perempuann itu berebutan untuk bisa mendapat lecutan karena menganggap bahwa kian banyak mendapat lecutan maka mereka akan bertambah cantik dan subur.

Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara paganisme (berhala) ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani. Antara lain mereka mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I.

Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Santo Valentine yang kebetulan meninggal pada tanggal 14 Februari.

Tentang siapa sesungguhnya Santo Valentinus sendiri, seperti telah disinggung di muka, para sejarawan masih berbeda pendapat. Saat ini sekurangnya ada tiga nama Valentine yang meninggal pada 14 Februari. Seorang di antaranya dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa Romawi. Namun ini pun tidak pernah ada penjelasan yang detil siapa sesungguhnya “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.

Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II yang memerintahkan Kerajaan Roma berang dan memerintahkan agar menangkap dan memenjarakan Santo Valentine karena ia dengan berani menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih, sembari menolak menyembah tuhan-tuhannya orang Romawi. Orang-orang yang bersimpati pada Santo Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi kedua menceritakan, Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat di dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Sebab itu kaisar lalu melarang para pemuda yang menjadi tentara untuk menikah. Tindakan kaisar ini diam-diam mendapat tentangan dari Santo Valentine dan ia secara diam-diam pula menikahkan banyak pemuda hingga ia ketahuan dan ditangkap. Kaisar Cladius memutuskan hukuman gantung bagi Santo Valentine. Eksekusi dilakukan pada tanggal 14 Februari 269 M

terlepas dari di atas, apa yang berkesan dihari valentine ini. atau sebatas hari simbolis saja tanpa ada makna bahkan bisa kita jadikan referensi yang baik untuk hari kedepan nya. kita sepakati bersama bahwasanya hari kasih sayang adalah hari tak bertanggal(tiap hari) bahkan tidak berbentuk parsial(jam & detik).

mari kita jadikan hari ini ,14 februari menjadi hari evaluasi kita bersama. apakah kita sudah berkasih sayamg antar sesama. tanpa membedakan siapa, dari mana dan latar belakang pendidikanya.

selamat berkasih sayang!!!



Rabu, 13 Februari 2013

MOTIVATASI MENYONGSONG UN 2013

Hari ini siswa kelas IX SMP Dwijendra dikumpulkan bertempat di Aula Lantai tiga Yayasan Dwijendra Denpasar untuk mendapat pengarahan motivasi dalam menghadapi Ujian Nasional 2013. Sebagai Motivator utama Kepala Sekolah, Dra. Ni Wayan Nadi Supartini, langsung memaparkan apa yang dihadapi dalam UN tahun ini. Diantaranya penggunaan 20 paket soal perruangan. Sementara hasil uji coba dengan 20 paket hanya lulus sebesar 24 % dari 393 siswa.
Sementara Motivator lainnya, I Ketut Rangkuman, S.Pd, menyoroti kesibukan siswa supaya dikurangi diluar kegiatan belajar di sekolah dan dirumah. Menjelang Hari Raya Nyepi, siswa-siswa biasanya sampai lupa waktu dalam pembuatan ogoh-ogoh, tanpa mengurangi kegiatan berkesenian.
Technorati Tags: , , ,

Selasa, 12 Februari 2013

HASIL TRY OUT SEKOLAH

Berikut ini hasil Try Out UN di bulan Pebruari 2013. Silakan lihat dan beri komentar


Minggu, 10 Februari 2013

GONG XI FAT CHAI 2564

 Selamat Tahun Baru Imlek "GONG XI FAT CHAI 2564".
Semoga sukses dan mendapatkan kemakmuran selalu.


Sabtu, 09 Februari 2013

TRY OUT UN 2013

Untuk mempersiapkan siswa kelas IX SMP Dwijendra menghadapi Ujian Nasional (UN) 2013, 7 & 9 Pebruari 2013 diadakan Try Out Sekolah dengan menerapkan 20 paket soal persoal permatapelajaran. Ini sesuai dengan POS UN 2013, penggunaan 20 paket soal.
Hasil ini akan dipadukan dengan hasil Pemantapan Provinsi nanti, 18-21 Pebruari 2013, untuk melihat seberapa jauh kesiapan siswa masing-masing. Dan juga sebagai bahan laporan kepada orang tua/Wali siswa.

Technorati Tags: , , , ,

Kamis, 07 Februari 2013

Standar Kelulusan UN 2013 Tetap 5,5


Standar Kelulusan UN 2013 yang diprediksi meningkat, ternyata tidak terbukti. Sehingga syarat kelulusan UN tetap seperti tahun sebelumnya, yaitu Peserta didik dinyatakan lulus UN apabila nilai rata-rata dari semua nilai akhir(NA) mencapai paling rendah 5,5 dan nilai setiap mata pelajaran paling rendah 4,0.
Berita ini dikutip dari POS UN 2013 dan berita Bali Post, Kamis 7 Februari 2013.
Technorati Tags: , , ,

Soal Try Out Matematika

Silakan uji kemampuan anak-anak dalam bidang matematika UN seperti berikut :

Rabu, 06 Februari 2013

Selasa, 05 Februari 2013

Data Nominatif Peserta UN SMP Dwijendra 2013